Jumat, 14 Juli 2017

Kisah Para Rasul 10:15, Babi, Anjing, Udang, Kerang, Lele, Monyet, dll dihalalkan oleh Tuhan? Tuhan Berubah dan Plin Plan?

Kisah Para Rasul 10:15 , Babi , Anjing , Udang , Kerang , Lele , Monyet , dll jadi dihalalkan oleh Tuhan? Tuhan Berubah dan Plin Plan?

(Kisah Para Rasul 10:15 [LAI TB] Kedengaran pula untuk kedua kalinya bunyi yang berkata kepadanya: "Apa yang dinyatakan halal oleh Yang Mahakuasa , tidak boleh engkau nyatakan haram.")

Well , sebenarnya sudah malas menjelaskan ayat ini kepada aneka macam orang Nasrani kurang cendekia (yang penulis maksud , kurang cendekia dalam arti sengaja menyebabkan dirinya kurang cendekia demi hawa nafsunya , padahal fakta-fakta sudah menunjukkan bahwa mereka salah menafsir. Orang pintar ialah orang yang ketika sudah ditunjukkan kesalahannya , mau mengaku salah dan berubah , sedangkan orang kurang cendekia ialah orang yang meskipun fakta-fakta sudah menunjukkan bahwa dia salah , dia tetap bertahan di dalam kesalahannya). Kenapa saya katakan demikian?

Entah sudah berapa banyak pendeta dan orang-orang Nasrani yang menggunakan ayat ini untuk menyatakan bahwa babi , udang , kerang , lele , anjing , monyet , cumi-cumi , dan semua binatang yang dilarang Tuhan dalam Imamat 11 dan Ulangan 14 menjadi halal. Oleh karena itulah , hampir 95% orang Nasrani membangun sebuah teologi yang berbahaya bahwa Tuhan tidak konsisten , berubah-berubah , plin plan sehingga Tuhan merubah sendiri perintah-Nya yang Dia ucapkan dalam Imamat 11 dan Ulangan 14 menjadi batal sehingga binatang-binatang mirip babi , udang , kerang , lele , siput , dll menjadi halal untuk dimakan. Jika Tuhan suka berubah-ubah dan plin plan begitu , maka mengapa kita masih yakin bahwa Tuhan dikala ini tidak lagi berubah pikiran lagi dan mendadak Dia jadi resah dan mau membatalkan kita semua menjadi umat-Nya. Bukankah Tuhan suka berubah-ubah? Seperti biasa , kita pasti akan selalu memiliki standar ganda , kalau perintah-perintah yang tidak enak kedengarannya mirip soal makanan , hari sabat , dll maka kita akan segera mengatakan bahwa Tuhan sudah berubah (perintah itu sudah tidak berlaku). Namun , jikalau perintah-perintah yang enak dan menguntungkan , mirip berkat , keselamatan , dll kita eksklusif bersikukuh bahwa Tuhan tidak berubah. Ini ialah pola ketidakkonsistenan dan ketidakjujuran kita sebagai orang Nasrani dalam menafsir Alkitab.

Belajarlah menafsir Bibel secara jujur , jangan pilih-pilih ayat. Jika anda pendeta dikala ini yang sedang membaca goresan pena ini , saya tantang anda untuk menjawab ketidakkonsistenan anda sendiri. Kalau persoalan perpuluhan (yang berasal dari Hukum Taurat) , anda katakan masih berlaku (perintah yang menguntungkan anda) , tetapi kalau persoalan babi , udang , kerang , lele , anjing , monyet , dan semua binatang haram lainnya di dalam Imamat 11 dan Ulangan 14 , anda katakan tidak berlaku. Standar ganda bukan anda ini?

Penulis katakan sekali lagi , hanya orang Nasrani kurang cendekia saja yang menafsir ayat ini dengan menerka bahwa babi , udang , kerang , lele , dll jadi dihalalkan oleh Tuhan. Kenapa? Karena arti dari penglihatan Petrus soal munculnya binatang-binatang haram itu sudah diartikan sendiri oleh Petrus. Petrus sendiri sudah tahu arti dari penglihatan itu dan itu sama sekali tidak ada kaitannya dengan kita jadi boleh makan babi , anjing , udang , kerang , lele.

Apa buktinya? Buktinya sebenarnya sudah ada di dalam Bibel sendiri. Makna penglihatan ini sebenarnya sudah diartikan oleh Petrus sendiri. Mari kita lihat apa yang Petrus pahami soal penglihatan tersebut.

(Kisah Para Rasul 10:17 [LAI TB] Petrus bertanya-tanya di dalam hatinya , apa kiranya arti penglihatan yang telah dilihatnya itu. Sementara itu telah hingga di muka pintu orang-orang yang disuruh oleh Kornelius dan yang berusaha mengetahui di mana rumah Petrus.)

(Kisah Para Rasul 10:28 [LAI TB] Ia berkata kepada mereka: "Kamu tahu , betapa kerasnya larangan bagi seorang Yahudi untuk bergaul dengan orang-orang yang bukan Yahudi atau masuk ke rumah mereka. Tetapi Yang Mahakuasa telah menunjukkan kepadaku , bahwa saya tidak boleh menyebut orang najis atau tidak tahir.)

Lihat dan bacalah dengan terang , arti dari penglihatan tersebut sudah dijawab oleh Petrus sendiri bahwa Petrus sudah mengatakan bahwa makna dari penglihatan itu ialah Yang Mahakuasa ternyata tidak membeda-bedakan orang , baik Yahudi maupun non Yahudi. Kenapa? Karena pada waktu itu , orang-orang Yahudi menganggap bahwa orang-orang non-Yahudi itu haram/ najis sehingga mereka tidak layak untuk mendapatkan keselamatan. Namun , Petrus ditegur oleh penglihatan tersebut di mana aneka macam muncul binatang haram dan Petrus disuruh menyembelihnya. Malaikat berkata bahwa apa yang sudah dihalalkan oleh Yang Mahakuasa tidak boleh engkau nyatakan haram. Maksudnya sudah terang , Tuhan ingin menegur Petrus dan orang-orang Yahudi lain yang selalu menganggap bangsa-bangsa lain itu haram/ najis. Kaprikornus Tuhan ingin memberikan bahwa dia sama sekali tidak boleh menyebut orang najis atau tidak tahir. Inilah arti penglihatan tersebut. Kaprikornus artinya bukan kita boleh makan babi , udang , kerang , lele , dll. Hanya Nasrani kurang cendekia yang masih menafsir mirip itu , apalagi kalau dia pendeta , bodohnya tidak ketolongan lagi.

Lalu , kenapa Tuhan harus menunjukkan penglihatan dalam rupa binatang-binatang haram kepada Petrus? Kenapa tidak dalam bentuk penglihatan lain , tetapi menggunakan penglihatan binatang-binatang haram?

Begini , kita harus paham penafsiran orang-orang Yahudi pada zaman itu. Tuhan ingin menunjukkan penglihatan dalam konteks yang dimengerti oleh orang-orang Yahudi pada zaman itu. Orang-orang Yahudi pada zaman itu mempunyai suatu penafsiran bahwa bangsa-bangsa non-Yahudi mereka identikkan dengan binatang-binatang haram dan najis. Contohnya di dalam Midrash Yahudi Leviticus Rabbah 13:5 , di mana para rabbi-rabbi Yahudi menyebut binatang-binatang haram sebagai simbol dari bangsa-bangsa kafir , misalnya babi mereka simbolkan sebagai Roma , kuda (juga termasuk bnatang haram) mereka simbolkan sebagai Yunani , unta mereka simbolkan sebagai Babel

"Mengenai Imamat 11:4 , unta merujuk kepada Babel , Imamat 11:5 , pelanduk mengacu kepada Media , Imamat 11:6 , Kelinci mengacu kepada Yunani , Imamat 11:7 , Babi mengacu kepada Roma"
Ibrani: ויקרא יא ד) את הגמל , זו בבל , (ויקרא יא ה) , את השפן , זו מדי , (ויקרא יא ו') את הארנבת , זו יון , (ויקרא יא ז) , את החזיר , זו אדום)
Transliterasi: (Wayyiqra yod aleph daleth) et haggamal , zu bavel , (wayyiqra yod aleph hey) , et hasshaphan , zu madday , (wayyiqra yod aleph waw) , et haarnevet , zu yevan , (wayyiqra yod aleph zayin) , et hakhazir , zu edom
(Midrash Yahudi , Leviticus/ Wayyiqra Rabbah 13:5)


Kaprikornus silahkan sodara lihat sendiri , bahwa rabbi-rabbi Yahudi sudah menafsir pada zaman itu bangsa-bangsa absurd sering diidentikkan dengan binatang-binatang haram. Itu sebabnya , sopan santun orang-orang Yahudi pada zaman itu ialah sebuah kenajisan bagi orang-orang Yahudi untuk bergaul dengan bangsa non Yahudi , apalagi untuk makan semeja dengan bangsa non Yahudi.

Disinilah Tuhan ingin menegur Petrus dan orang-orang Yahudi yang menganut penafsiran mirip ini. Namun , Tuhan juga menegur dengan cara yang dimengerti oleh orang-orang Yahudi pada zaman itu , termasuk juga Petrus dengan menggunakan juga simbol-simbol dan konsep yang berlaku di antara orang-orang Yahudi pada zaman itu , yaitu dengan menggunakan penglihatan binatang-binatang haram. Itulah sebabnya , Tuhan menunjukkan penglihatan dalam bentuk penglihatan ihwal binatang-binatang haram , yaitu dalam konteks yang dapat dimengerti oleh orang-orang Yahudi pada zaman itu , termasuk juga Petrus

Orang-orang Yahudi paham bahwa maksud dari binatang-binatang haram itu ialah bangsa-bangsa non-Yahudi. Itu sebabnya , Tuhan juga menunjukkan penglihatan kepada Petrus soal binatang-binatang haram karena Tuhan tahu bahwa Petrus akan mengerti artinya karena memang itu penafsiran yang umum pada zaman itu bahwa binatang haram ialah simbol dari bangsa non-Yahudi.

Tuhan ingin menegur Petrus dan orang-orang Yahudi pada zaman itu bahwa sama sekali tidak boleh menyebut bangsa-bangsa lain sebagai haram , najis , atau tidak tahir. Itu sebabnya makna dari binatang-binatang haram yang muncul itu ialah bangsa-bangsa non-Yahudi yang dianggap najis oleh bangsa Yahudi. Di sinilah Tuhan ingin menegur Petrus dan orang-orang Yahudi lainnya.

Itu sebabnya Petrus eksklusif mengerti dan berkata

(Kisah Para Rasul 10:28 Ia berkata kepada mereka: "Kamu tahu , betapa kerasnya larangan bagi seorang Yahudi untuk bergaul dengan orang-orang yang bukan Yahudi atau masuk ke rumah mereka. Tetapi Yang Mahakuasa telah menunjukkan kepadaku , bahwa saya tidak boleh menyebut orang najis atau tidak tahir.
10:34 Lalu mulailah Petrus berbicara , katanya: "Sesungguhnya saya telah mengerti , bahwa Yang Mahakuasa tidak membedakan orang.
10:35 Setiap orang dari bangsa manapun yang takut akan Dia dan yang mengamalkan kebenaran berkenan kepada-Nya.)


Kaprikornus sudah terang bahwa arti pengllhatan Petrus itu ialah bangsa-bangsa lain tidak boleh dinyatakan haram , tetapi bangsa-bangsa lain tersebut sudah dihalalkan oleh Yang Mahakuasa untuk mendapatkan keselamatan.

Kaprikornus arti penglihatan Petrus itu bukanlah kita boleh makan babi , udang , kerang , lele , siput , anjing , monyet dan semua binatang lainnya yang dilarang Tuhan dalam Imamat 11 dan Ulangan 14.

So , setelah membaca goresan pena ini , masih mau bertahan dalam kebodohan dengan memegang tafsiran kurang cendekia (tafsiran orang tidak belajar) bahwa kita masih boleh makan babi , udang , kerang , lele , anjing? Apalagi kalau sodara yang sedang membaca goresan pena ini ialah pendeta dan masih bertahan dengan penafsiran kurang cendekia tersebut padahal sudah dijelaskan dengan lengkap?

Kaprikornus kurang cendekia itu ada batasnya

Salam Damai

Artikel Terkait

Kisah Para Rasul 10:15, Babi, Anjing, Udang, Kerang, Lele, Monyet, dll dihalalkan oleh Tuhan? Tuhan Berubah dan Plin Plan?
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email